Selama ini, manusia bermimpi tanpa dapat mengendalikannya. Mimpi-mimpi yang dialami manusia biasanya berasal dari pengalaman-pengalaman yang dialami atau wujud dari perasaan yang ada di alam bawah sadar. Tidak ada yang bisa mengendalikan mimpi. Kenyataannya seperti itu.
Maka, menjadi hal yang sangat menarik ketika film Inception muncul, menawarkan surealisme yang membuat penontonnya terhenyak sejenak dan berangan-angan: andai saja mimpi memang bisa dikendalikan.
ide ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan teknik pengendalian mimpi untuk melatih manusia mendapatkan sebuah pengalaman baru yang membuatnya memiliki kinerja dan kualitas yang lebih baik di kehidupan keseharian. Para peneliti dari Universitas Yale menemukan fakta bahwa orang-orang yang masuk kategori “lucid dreamer”—orang yang memiliki kemampuan untuk menyadari bahwa dirinya sedang bermimpi, memiliki kemampuan untuk mempelajari keahlian atau ketrampilan baru di mimpi mereka. Sebuah tim sedang menggodok ide tentang melatih manusia untuk mengendalikan mimpi mereka.
Penelitian terbaru menyatakan bahwa sebenarnya manusia dapat menggunakan mimpi sebagai alat untuk belajar. Dengan mengendalikan mimpi, memungkinkan manusia untuk belajar dan berlatih—walaupun tidak seperti berlatih bermain biola sambil tertidur. Para “lucid dreamer” dapat mengontrol sebuah area di otak mereka untuk aktif dan “berlatih” ketika dalam keadaan tidur. Para peneliti dari Universitas Yale menemukan bahwa para “lucid dreamer” menunjukkan kemampuan yang baik dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat “menebak”. Menurut sebuah penelitian di New Scientist minggu ini, kemampuan ini dirancang untuk menguji bagian otak yang penting yang mengendalikan pengambilan keputusan secara emosional dan interaksi sosial.
Peter Morgan dan tim dari Universitas Yale saat ini sedang bekerja keras untuk melatih manusia menggunakan mimpi. Dengan kemampuan ini, Morgan berharap dapat meningkatkan kontrol sosial dan kemampuan pengambilan keputusan dalam diri setiap individu. “Kami tahu bahwa dengan melibatkan sirkuit yang ada di otak, kami dapat mengubah arsitekturnya,” ujar Morgan.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Daniel Erlacher dari Universitas Bern membuktikan bahwa “lucid dreamer” yang berlatih melempar koin ke dalam gelas di mimpi mereka memiliki kemampuan dan kinerja yang lebih baik ketika menjalani kegiatan harian mereka.
Maka, menjadi hal yang sangat menarik ketika film Inception muncul, menawarkan surealisme yang membuat penontonnya terhenyak sejenak dan berangan-angan: andai saja mimpi memang bisa dikendalikan.
ide ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan teknik pengendalian mimpi untuk melatih manusia mendapatkan sebuah pengalaman baru yang membuatnya memiliki kinerja dan kualitas yang lebih baik di kehidupan keseharian. Para peneliti dari Universitas Yale menemukan fakta bahwa orang-orang yang masuk kategori “lucid dreamer”—orang yang memiliki kemampuan untuk menyadari bahwa dirinya sedang bermimpi, memiliki kemampuan untuk mempelajari keahlian atau ketrampilan baru di mimpi mereka. Sebuah tim sedang menggodok ide tentang melatih manusia untuk mengendalikan mimpi mereka.
Penelitian terbaru menyatakan bahwa sebenarnya manusia dapat menggunakan mimpi sebagai alat untuk belajar. Dengan mengendalikan mimpi, memungkinkan manusia untuk belajar dan berlatih—walaupun tidak seperti berlatih bermain biola sambil tertidur. Para “lucid dreamer” dapat mengontrol sebuah area di otak mereka untuk aktif dan “berlatih” ketika dalam keadaan tidur. Para peneliti dari Universitas Yale menemukan bahwa para “lucid dreamer” menunjukkan kemampuan yang baik dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat “menebak”. Menurut sebuah penelitian di New Scientist minggu ini, kemampuan ini dirancang untuk menguji bagian otak yang penting yang mengendalikan pengambilan keputusan secara emosional dan interaksi sosial.
Peter Morgan dan tim dari Universitas Yale saat ini sedang bekerja keras untuk melatih manusia menggunakan mimpi. Dengan kemampuan ini, Morgan berharap dapat meningkatkan kontrol sosial dan kemampuan pengambilan keputusan dalam diri setiap individu. “Kami tahu bahwa dengan melibatkan sirkuit yang ada di otak, kami dapat mengubah arsitekturnya,” ujar Morgan.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Daniel Erlacher dari Universitas Bern membuktikan bahwa “lucid dreamer” yang berlatih melempar koin ke dalam gelas di mimpi mereka memiliki kemampuan dan kinerja yang lebih baik ketika menjalani kegiatan harian mereka.
0 komentar:
Posting Komentar