Perjalanan menuju Pantai Watu Karung tidaklah mudah, kita harus melewati jalan yang sempit di tengah perkampungan, sempat juga macet (di sini ada macet juga lho seperti di ibu kota) karena ada truck trailer yang nekat melintas, menyeberangi bukit-bukit kapur. Jalanan menurun yang tiada ampun (sampai Putri dan Yhanu pucat pasi dibuatnya dan berteriak, "Mbak, udah aja yo pindah ke pantai lain yang mudah jalannya aja yo.") Setelah menguatkan tekad kami berenam melanjutkan perjalanan mencari pantai ini, setelah beberapa kali tersesat dan bertanya-tanya sampailah kami di daerah yang dimaksud. Tengak-tengok, celingak-celinguk, kanan-kiri, mana pantainya? Jangankan pantai, air saja tak kami lihat.
Sedetik kemudian aku melihat sebuah papan kecil yang sudah usang dengan tulisan lamat-lamat tertulis, "Pantai Watu Karung". Kulihat penunjuk arahnya, Hmmm... jalan kecil tanah kapur di antara batuan kapur. Kutelan ludah karena kubayangkan pasti teman-temanku akan berteriak protes lagi. Benarlah, belum semenit Tantri sudah berteriak, "Mbak... serius ini?" Aku anggukkan kepala sambil menjawab "Yaa, sayang sudah jauh-jauh sampai sini masak sudah di depan mata tidak didatangi, hihihi...."
Setelah menyusuri jalanan kecil itu dengan diiringi gumaman dan gerutuan teman-temanku tiba-tiba di depan kami terhampar sebuah surga dunia lagi. Wow, hilang sudah semua kosa kata, hilang juga gumaman jengkel yang tadi seperti musik bosanova yang ada suara ludah tertelan di kerongkongan serta mata melotot takjub tak berkedip.
Walau sore itu ombak tidak begitu besar, namun suguhan penutup trip kami hari ini cukuplah sudah. Sebuah pantai bersih dengan pasir putih, tak ada pengunjung lain selain kami, riak-riak kecil ombak yang disertai hembusan angin sore itu sudah lebih dari cukup bahkan mewah buat kami.
Kata orang, di balik keindahannya, Pantai Watu Karung ternyata memiliki ombak yang luar biasa. Dengan tipe reef break dan dasar laut berupa batu karang, pada saat-saat tertentu Pantai Watu Karung bisa menghasilkan barrel yang akan membuat surfer serasa berada di surga. Baik surfer dengan goofy style maupun natural bisa berselancar di sini karena Pantai Watu Karung memiliki ombak kanan dan kiri. Tempat ini juga belum terlalu ramai, sehingga surfer bisa mengejar ombak dengan leluasa. Angin offshore biasanya datang pada bulan April-Oktober, menjadikan bulan-bulan ini adalah saat-saat terbaik untuk bercengkerama dengan barrel Watu Karung.
Satu lagi surga di Indonesia, Pantai Watu Karung.
http://detik.travel/read/2011/12/14/085954/1790611/1025/pantai-watu-karung-serasa-orang-terkaya-sedunia
0 komentar:
Posting Komentar